WOUND CARE MANAGEMENT
Pembicaraan ini oleh dr. Rahmat Dianto, Sp.Bp-RE yang
memberikan diskusi bersama teman-teman dari Internship yang berasal dari DKI
Jakarta di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan (4/10/13).
Pada prinsipnya wound management tergantung dari jenis
lukanya. Pada pembicaraan lain diceritakan tentang terapi hiperbarik pada
luka-luka tertentu semisal ulkus pedis atau luka pada kaki yang sukar sembuh.
Ada jaringan nekrotik yang mengitam (kematian sel/membusuk) dengan ketekunan
terapi pemberian oksigen (hiperbarik) dengan tepat sebelum terlambat akan
mencegah amputasi.
Bedah plastik rekonstruksi-estetik. Terbagi demikian karena
indikasi pasien. Seperti luka bakar yang termasuk rekonstruksi. Rekonstruksi
dari facial seperti lee fort II, atau basalioma yang tersering.
Chronic wound ada nekrotik dan infeksi. Bisa dilakukan
debridemen dahulu kemudian dilakukan skin graft atau flap tergantung kebutuhan.
Misalkan saja pada ulcus decubitus atau luka pada punggung hingga pinggang
belakang yang terjadi pada pasien terlalu lama berbaring di tempat tidur tanpa
ada miring kanan atau miring kiri (perubahan posisi). Untuk aestetic memang beragam namun yang
terpenting adalah fungsinya terlebih dahulu. Selanjutnya untuk penggunaan
perhidrol tidak selalu diberikan pada luka, hanya pada kasus tertentu yang
melekat benda asing. Terutama di wajah tidak boleh diberikan perhidrol. Hanya
NaCl 0,9% dengan savlon.
Dapat direvisi kemudian
0 Komentar Anda:
Posting Komentar