PENATALAKSANAAN HIPERTENSI EMERGENCY
Severe hipertensi dengan hipertency emergency. Bagaimana
dikatakan hipertency emergency yang lebih dari 220 dan beberapa yang ada 240
mmHg. Kelompok yang disebut hipertensi krisis meliputi severe dan emergency.
Terjadi peningkatan sangat tinggi dari 0,5% dari hipertensi di tahun-tahun
diagnosis awal pasien tersebut. Pembicaraan menarik dari DR. dr. Haerani
Rasyid, M.Kes, KGH, SpGK yaitu dosen FK Universitas Hasanuddin.
Ancaman kegawatan dari hipertensi tersebut selalu
membayang-bayangi. Sebagaimana penggunaan kafein dan amfetamin yang tak sesuai.
Hipertensi yang berbahaya tersebut dapat terpilih hipertensi emergency
menggunakan obat parenteral kondisi ini dianamakan darurat. Pemilihan yang
tepat sangat menolong dalam kondisi tersebut.
Berdasarkan guideline yang ada berdasarkan
penelitian-penelitian tersebut seperti nicardipin yang memiliki kemampuan
tersebut. Pada pendiagnosisan yang perlu mengalami hipertensi dalam keteraturan.
Nicardipin ini bekerja pada penurunan perifer yang memiliki kemampuan tersebut.
Obat intravena untuk pasien kritis dalam bentuk microdrip dosis tertentu. Dalam
panduan memberikan obat ini dalam 48 jam target 20 sd 25% dari MAP. Setelah 6
jam boleh 160/90mmHg. Sehingga panduan selanjutnya boleh diturunkan lagi
asalkan jangan sampai ada iskemik dari target organ tersebut.
Penggunaan obat tersebut memiliki dosis panduan dalam bentuk
syringe pump atau bolus. Pemberian efek berhati-hati pada rebound fenomena,
namun hampir tidak pernah ada melaporkan hal negatif tersebut. Ternyata dalam
pelaksanaannya tidak harus berada di intensive care.
Stabilisasi antihipertensi efek dari diltiazem.
Pada prevensi untuk adekuat managemen yang baik lebih baik
dibandingkan pengobatan.
Bagaimana post aneurysma yang memiliki standar patokan untuk
dipelihara tensinya berkisar ?
Umumnya aneurysma itu adalah memiliki faktor genetik sejak
kecil. Sangat dipengaruhi fungsi cerebral yang labil. Tekanan darah itu
memiliki kontrol sebanyak 24 jam. Memiliki fase fluktuasi memberi pola yang
bervariasi.
Bagaimana dengan kasus-kasus hipertensi dengan hemodialisis
rutin misalnya ?
Bedakan dulu kronik atau emergency. Namun nicardipin bukan
rutin, namun disesuaikan dengan waktu. Hingga obat oral dapat diberikan. Apakah
guideline sudah pas ?
Pada gagal ginjal terminal adanya aldosteron yang rusak
sehingga resiko meningkat. Sehingga diberikan antagonis aldosteron. Dalam hal
ini penggunaan spironolakton pada gagal ginjal saat ini.
Beberapa penelitian dari kognitif terapi yang memiliki
relaksasi dari suasana hemodialisis menjadikan terapi seperti terapi musik,
kerohanian, dan sebagainya.
Pada hipertensi yang tinggi kronik diturunkan dalam tahapan
setidaknya dalam 2 minggu tidak diperkenankan langsung normal karena dapat
terjadi stroke. Artinya perfusi ke jaringan tetap diperhatikan. Diturunkan
secara perlahan tidak boleh sekaligus.
Untuk hipertensi pada ibu yang akan hamil. Angiotensin II
diperlukan untuk pembentukan sel karena itu ARB tidak boleh diberikan pada ibu
hamil. Organ matang terbentuk pada paru-paru kehamilan tidak boleh diberikan.
Dapat direvisi kemudian
0 Komentar Anda:
Posting Komentar