PERANAN CT-SCAN DALAM KETEPATAN DIAGNOSIS
Pembicaraan ini bersama. dr. Santoso Suhendro, Sp.Rad (K) pada acara simposium di RS Siloam Balikpapan. Misalkan hemangioma di wajah, Cek up jantung koroner. Memanfaatkan dengan optimal radiologi. Yang memiliki kendala untuk menilai tebal dinding koroner. Contoh lagi adalah left circumflexa dapat dilihat secara langsung. Plag terlihat dengan ct scan pada arteri circumflexa tersebut. Plag kelihatan pada klasifikasi kurang dari 5 % atau plag 0.
Contoh wanita 50 th yang memiliki sumbatan karena kolesterol padahal kalsifikasi kurang dari 0%. Kegunaan CT Scan lain lagi misal Ca paru. Tidak dapat terlihat ketika seorang dengan keluhan vertigo ternyata didapatkan ca paru yang metastase.
Selain diagnostik juga dapat digunakan sebagai staging. Infiltrat dikatakan malignant termasuk ca. HRCT atau CT Scan thorax untuk bronchiectasis. Biasa tampak lubang-lubang pada heavy smoker. MSCT pada liver subhepatic fluid collection merupakan ct scan pada liver yang menunjukkan ca, dan adenoma.
Teknik pemeriksaan mempengaruhi hasil. Hasil imejing dari Indonesia, sering diulang bila pasien keluar negeri. Hematuri terus menerus biasanya karena hematuri terus menerus. Seperti adalah apendicitis dan colitis yang dapat dibedakan dengan ct scan, yang penanganannya sangat berbeda. Contoh lain adalah lipoma biasa yang berada di omentum karena dapat menjadi ganas dengan cepat karena kaya akan pembuluh darah.
MSCT UROGRAFI dapat dengan cepat melihat batu. CT urografi untuk melihat batu kecil di ureter descendens atau ureter bawah.
Seperti contoh lagi untuk melihat concha dengan ct scan. Terlihat untuk pasien yang berpotensi untuk terjadinya sinusitis.
MRI untuk melihat craniopharyngioma, meningioma, makroadenomioma, atau tolosa hunt syndrome. Pengobatan dengan kortekosteroid selama 8 minggu pada tolosa hunt syndrome.
FATTY LIVER terlihat dengan MRI. Bilier ada batu. Hipertensi untuk deteksi arteri renalis. Klinis sakit kepala dapat diperiksa dengan MRI. Dengan tetap mengedepankan klinis dan pemeriksaan nonimajing terlebih dahulu.
Hal-hal yang dibicarakan diatas mengingatkan saya pada penelitian yang dilakukan oleh Christoph L. Lee di Yale University tahun 2003 "Diagnostic CT Scans: Assessment of Patient, Physician,and Radiologist Awareness of Radiation Dose and Possible Risks”. Penelitian itu menyimpulkan bahwa “Patients are not given information about the risks, benefits, and radiation dose for a CT scan. Patients, ED physicians, and radiologists alike are unable to provide accurate estimates of CT doses regardless of their experience level”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai dokter perlu memaksimalkan fasilitas yang ada dengan biaya seminimal mungkin. Kemudian petugas harus mengetahui target obyek dengan pas sehingga ketika ada kekeliruan dalam hal operator proyeksi ataupun prosedural maka sangat merugikan pada hasil yang dicapai baik oleh dokter, maupun untuk pasien itu sendiri.
Dapat direvisi kemudian