Our social:

Latest Post

Jumat, 27 September 2013

PERANAN CT-SCAN DALAM KETEPATAN DIAGNOSIS


Pembicaraan ini bersama.  dr. Santoso Suhendro, Sp.Rad (K) pada acara simposium di RS Siloam Balikpapan. Misalkan hemangioma di wajah, Cek up jantung koroner. Memanfaatkan dengan optimal radiologi. Yang memiliki kendala untuk menilai tebal dinding koroner. Contoh lagi adalah left circumflexa dapat dilihat secara langsung.  Plag terlihat dengan ct scan pada arteri circumflexa tersebut. Plag kelihatan pada klasifikasi kurang dari 5 % atau plag 0.

Contoh wanita 50 th yang memiliki sumbatan karena kolesterol padahal kalsifikasi kurang dari 0%. Kegunaan CT Scan lain lagi misal Ca paru. Tidak dapat terlihat ketika seorang dengan keluhan vertigo ternyata didapatkan ca paru yang metastase.

Selain diagnostik juga dapat digunakan sebagai staging. Infiltrat dikatakan malignant termasuk ca. HRCT atau CT Scan thorax untuk bronchiectasis. Biasa tampak lubang-lubang pada heavy smoker. MSCT pada liver subhepatic fluid collection merupakan ct scan pada liver yang menunjukkan ca, dan adenoma.

Teknik pemeriksaan mempengaruhi hasil. Hasil imejing dari Indonesia, sering diulang bila pasien keluar negeri. Hematuri terus menerus biasanya karena hematuri terus menerus. Seperti adalah apendicitis dan colitis yang dapat dibedakan dengan ct scan, yang penanganannya sangat berbeda. Contoh lain adalah lipoma biasa yang berada di omentum karena dapat menjadi ganas dengan cepat karena kaya akan pembuluh darah.  

MSCT UROGRAFI dapat dengan cepat melihat batu. CT urografi untuk melihat batu kecil di ureter descendens atau ureter bawah.
Seperti contoh lagi untuk melihat concha dengan ct scan. Terlihat untuk pasien yang berpotensi untuk terjadinya sinusitis.

MRI untuk melihat craniopharyngioma, meningioma, makroadenomioma, atau tolosa hunt syndrome. Pengobatan dengan kortekosteroid selama 8 minggu pada tolosa hunt syndrome.

FATTY LIVER terlihat dengan MRI. Bilier ada batu. Hipertensi untuk deteksi arteri renalis. Klinis sakit kepala dapat diperiksa dengan MRI. Dengan tetap mengedepankan klinis dan pemeriksaan nonimajing terlebih dahulu.
Hal-hal yang dibicarakan diatas mengingatkan saya pada penelitian yang dilakukan oleh Christoph L. Lee di Yale University tahun 2003 "Diagnostic CT Scans: Assessment of Patient, Physician,and Radiologist Awareness of Radiation Dose and Possible Risks”. Penelitian itu menyimpulkan bahwa “Patients are not given information about the risks, benefits, and radiation dose for a CT scan. Patients, ED physicians, and radiologists alike are unable to provide accurate estimates of CT doses regardless of their experience level”. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagai dokter perlu memaksimalkan fasilitas yang ada dengan biaya seminimal mungkin. Kemudian petugas harus mengetahui target obyek dengan pas sehingga ketika ada kekeliruan dalam hal operator proyeksi ataupun prosedural maka sangat merugikan pada hasil yang dicapai baik oleh dokter, maupun untuk pasien itu sendiri.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

Minggu, 22 September 2013

DOKTER KELUARGA



Apakah yang dimaksud dokter keluarga ? dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontiniu, mengutamakan pencegahan, koordiantif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuwan yang mapan. Diskusi ini dibicarakan pada Musyawarah Cabang dan Seminar BPJS Kesehatan IDI Cabang Balikpapan. Bersama dr. Abdul Haris dari Kepala Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan Divisi Regional VIII ASKES, juga hadir sebagai pembicara dr. Zaenal Abidin, MH (Ketua PB IDI). Dengan karakteristik yaitu pelayanan komprehensif; promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Kembali dari prinsip yang lima atau  5 Star doctor (five star doctor);
-          Care provider
-          Decision maker
-          Communicator
-          Community leader
-          Manager of healthcare
 Peran
-          First contat, personal care, comprehensive care, paradigma sehat, continuous care, coordination and collaboration, Family and Community.

Untuk program pelayanan RJTP dokter keluarga, model pelayanan dokter keluarfa yang diterapkan adalah dilengkapi dengan pelayanan obat dan laboratorium sederhana, berdasarkan kerjasama dokter keluarga dengan apotik dan laboratorium yang terdekat dengan tempat praktek dokter keluarga.

SEDANGKAN KLINIK adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis dokter gigi, atau dokter gigi spesialis). Terbagi lagi atas KLINIK PRATAMA yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Dan KLINIK UTAMA yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. KLINIK memiliki sifat pelayanan antara lain rawat jalan, one day care, rawat inap, dan home care.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

PANDANGAN IDI TERHADAP PELAKSANAAN JKN TAHUN 2014



Sub Judul Menjamin Hak setiap warga memperoleh kesehatan bermutu ini disampaikan oleh dr. Zaenal Abidin, MH (Ketua PB IDI) pada acara Musyawarah cabang dan Seminar BPJS Kesehatan IDI Cabang Balikpapan (22/9/13).  Berdasarkan komitmen bersama yaitu penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
-          Harus dapat memperbaiki dan menata kinerja sistem pelayanan
-          Harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
-          Harus dapat memperbaiki kesejahteraan warga profesi
Ada dua point yang penting dalam penerapan JKN memadukan 2 sistem:
-          Sistem pembiayaan kesehatan
-          Sistem pelayanan kesehatan
Dua point diatas terlihat adalah 2 sisi dari 1 mata uang. Sektor kesehatan sangat krusial yang diberikan apabila pemerintah menganggap pelayanan kesehatan terlihat dari satu sisi saja. Sementara seperti risk pooling factor dari kemampuan pasien hingga ke pelayanan kesehatan seperti transport dan makanan sehari-hari. Bagian dari sistem pelayanan kesehatan berbasis pelayanan primer dalam era jaminan kesehatan nasional. Seperti Pusat Rujukan untuk mengatasi masalah khusus, juga sebagai pusat penelitian & pengembangan ilmu. Back up untuk mengatasi masalah kesehatan yang tak terselesaikan DPP (dokter pelayanan primer). Gatekeeper untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan warga (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif), 1 DPP mengayomi kurang lebih 2500 warga. Rerata kontak per orang per tahun kurang lebih 4 kali, sekitar 10-12%% dirujuk ke strata sekunder. Setiap warga diajak berpola hidup sehat, mampu mengobati diri sendiri (SELF-CARE) & Tahu saat yang tepat berkunjung ke dokter. SETIAP WARGA wajib mendaftarkan diri ke-1 klinik/praktik mandiri strata primer yang berada di wilayahnya.

JKN untuk siapa ?
Untuk orang miskin ?
-          Tidak ada perbedaan dengan Jamkesmas
-          Hanya ganti nama
JKN Untuk seluruh warga Indonesia ?
-          Harus tersedia point of care dengan mutu yang sama di seluruh wilayah Indonesia
Apakah Faktor penentu keberhasialn JKN ?
1.       Ketersediaan point of care (POC) pelayanan primer yang merata  di seluruh wilayah NKRI
2.       Ketersediaan dokter pelayanan primer (DPP) yang handal sebagai Gatekeeper dan tersebar merata di seluruh wilayah NKRI
3.       Rayonisasi/regionalisasi fasilitas kesehatan
4.       Premi yang memenuhi azas keekonomian
5.       Masyarakat mengadopsi paradigma sehat.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

PERAN FASILITAS KESEHATAN DALAM PERSIAPAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL



Musyawarah cabang dan Seminar BPJS Kesehatan IDI cabang balikpapan hari minggu (22/9/13). Membicarakan fasilitas kesehatan dalam persiapan jaminan kesehatan nasional yang tinggal menghitung hari. Kurang lebih 100 hari lagi. Hal ini disampaikan oleh dr. Abdul Haris yang merupakan kepala bidang manajemen pelayanan kesehatan divisi regional VIII  ASKES.

Harapan dengan adanya BPJS kesehatan permasalahan kesehatan akan terbagi manjadi tripartit antara pasien, BPJS, dan Provider. Dibandingkan hanya pasien dan provider (bipartit). BPJS menjadi penting karena melibatkan atau memberdayakan dengan lebih baik Fasilitas Kesehatan Pemerintah/Swasta yang ditunjuk bersama dengan organisasi profesi (IDI). Disamping itu peran kemenkes/dinkes berperan untuk regulasi infrastruktut sistem pembiayaan, pelayanan kesehatan, hingga organisasi profesi, yang ditujukan kepada pelayanan terbaik untuk masyarakat.  Sistem Jaminan Sosial Nasional merupakan amanah yang harus dilaksanakan.
Sesuai dengan azas 3 yaitu : Kemanusiaan, Manfaat, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sesuai dengan 5 program ; Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian.
Sesuai dengan 9 prinsip; Kegotong-royongan, Nirlaba, Keterbukaan, Kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepersertaan wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.
Peserta Jaminan Kesehatan;
-          Bukan penerima bantuan iuran (PBI)
o   Pekerja penerima upah
o   Pekerja bukan penerima upah
o   Bukan pekerja
-          Penerima bantuan iuran (PBI)
o   Fakir miskin
o   Orang tidak mampu
Bagaimana anggota keluarga peserta ?
-          Isteri/ suami yang sah dari peserta;
§  Anak ksndung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta
§  Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri
§  Belum berusia 21 tahun atau belum berusia 25 tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal
o   Peserta bukan PBI JK, dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang lain.
Bagaimana tahapannya ?
-          Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari 2014;
-          PBI (Jamkesmas)
-          TNI/POLRI dan Pensiunan
-          PNS & Pensiunan
-          JPK JAMSOSTEK
-          Tahap selanjutnya ;
-          Seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta BPJS Kesehatan paling lambat tanggal 1 Januari 2019
Bagaimana untuk peserta PHK dan Cacat Total Tetap
Misalnya peserta bukan PBI yang terkena PHK/Cacat Total Tetap;
-          Tidak bekerja kembali dan tidak mampu bayar iuran (6 bulan) à PBI
-          Bekerja kembali (6 bulan) à Perpanjang status kepesertaan dan bayar iuran
Bagaimana manfaat Jaminan Kesehatan;
-          Bersifat pelayanan kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan obat, bahan medis habis pakai sesuai dengan indikasi medis yang diperlukan.
1.       Manfaat Medis yang tidak terikat dengan besaran iuran yang dibayarkan
2.       Manfaat non medis yang ditentukan berdasarkan skala besaran iuran yang dibayarkan, termasuk didalamnya manfaat akomodasi
-          Ambulans diberikan untuk pasien rujukan dari dasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Hak konstitusional setiap orang ditambah wujud tanggung jawab negara yaitu;
1.       Pertama yaitu konvensi ILO 102 tahun 1952 yaitu; Standar minimal jaminan sosial (tunjangan kesehatan, tunjangan sakit, tunjangan pengangguran, tunjangan hari tua, tunjangan kecelakaan kerja, tunjangan keluarga, tunjangan persalinan, tunjangan kecacatan, tunjangan ahli waris.
2.       Pasal 28 H ayat 3 UUD 45 yaitu; “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat”.
3.       Pasal 34 ayat 2 UUD 45 yaitu; “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian