Our social:

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label PREVENTING CHILDHOOD POISONINGS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PREVENTING CHILDHOOD POISONINGS. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 Agustus 2013

HAL-HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG SEPSIS

Kriteria pembagian sepsis berdasarkn bundle.  Di negara berkembang kejadian terus meningkat terutama karena kuman yang sudah resisten terhadap antibiotika. Virus juga demikian terjadi virulensi kuman, malnutrisi dan kemiskinan, ditambah sarana kesehatan yang kurang.  Ditambah sarana kesehatan yang kurang. Angka kejadian sepsis 377 per 100ribu di Amerika dan Eropa sementara dana peneliti sepsis sangat minim. Hal ini diterangkan dalam acara seminar tentang dasar-dasar ICU hari ke-2  oleh dr. Rupi’I, Sp.An. KIC (24/8/13). Di Amerika sendiri menghabiskan dana yang besar tahun 2008 $14,600,000.

Hubungan antara pemberian antibiotika dan keluaran sepsis. Pemberian antibiotika. Diagnosis atau deteksi secara dini tentang sepsis seringkali terlambat.
a.       Tanda awal yang digunakan untuk mendiagnosis sepsis (temperatur yang meningkat, takikardia, leukositosis, respirasi yang meningkat), tidak khas dan tidak spesifik
b.      Tanda dan gejala sepsis pada bayi dan anak pada awalnya tidak jelas namun dalam perjalanannya menjadi jelek sangat cepat.

Deklarasi sepsis dunia :
1.       Menempatkan sepsis sebagai keadaan yang serius, shingga perlu mendapat perhatian dengan cara meningkatkan anggaran dan kemampian dibidang kedokteran.
2.       Meningkatkan fasilitas kesehatan dan kemampuan SDM dalam mengelola sepsis
3.       Mendukung terlaksananya guideline pengelolaan sepsis secara global (mendunia) dengan menekankan pada deteksi dini, pengobatan yang efektif dan pencegahan terjadinya infeksi.
4.       Memobilisir semua “stakeholder” agar usaha pengelolaan dan pencegahan terhadap dampak dari sepsis yang merupakan target utama.

Tahun 2012 dibuat 68 pakar dunia yang mewakili 30 organisasi profesi tingkat dunia. Surviving Sepsis Campaign.
Target adalah angka kejadian sepsis turun menjadi 20% pada tahun 2020. Dengan cara : meningkatkan tingkat kesehatan secara umum. Kemudian meningkatkan keluaran hidup dari sepsis (bayi, anak, dan dewasa) dengan cara deteksi dini sepsis dan pengelolaan yang terstandar. Sehingga diharapkan tahun 2020, dinegara pendukung DSS, program pengelolaan sepsis (tempat pengelolaan yang tepat, pemberian antibiotika, resusitasi cairan yang tepat) bisa terlaksana dengan benar dan efektif. Diharapkan sistem pelaporan tentang sepsis bisa berjalan dengan baik sehingga bisa diketahui tingkat keberhasilan pengelolaan sepsis (terjadi perbaikan angka keluaran hidup).

Tingkat pengetahuan dan pengertian tentang sepsis dari para dokter dan masyarakat semakin baik. Diharapkan kata sepsis identik dengan suatu keadaan yang harus berjalan dengan cepat. Akses terhadap pusat rehabilitasi bagi pasien pasca sepsis di negara pendukung berjalan dengan baik.

Kecatatan pasca sepsis. Lebih dari 76% pasien yang hidup pasca sepsis :
-          Hilangnya kepekaan terhadap rasa sakit, suhu, getaran, rasa baal, dan hilangnya indra pembauan, serta pengecapan.
-          Kelemahan otot yang simetris, atrofi otot, yang semuanya menyebabkan gangguan terhadap pergerakan.
-          Memerlukan rehabilitasi jangka panjang
-          Gangguan psikologis, depresi, serta kognitif.
Global Sepsis Alliance (GSA) yaitu organisasi nonprofit. Mendukung kesepakatan memerangi sepsis.  
Target masyarakat mendapatkan informasi  bagaimana, untuk padanan kata yang mudah dimengerti masyarakat ?
Saya sendiri juga bingung, sehingga dapat dikatakan infeksi menyeluruh atau kebanyakan kuman di tubuh yang obatnya kalah dengan kuman di tubuh.


SEPSIS BUNDLE

Surviving sepsis campaign bundles
Bundle adalah tata cara pengelolaan pasien secara terstruktur agar keluaran pasien menjadi lebih baik (angka kematian menurun).
Bundle terdiri dari beberapa cara praktis (biasanya terdiri 3 – 5 cara) yang kalau dikerjakan secara bersamaan terbukti menurunkan angka kematian.
Hal ini disampaikan oleh dr. Tantani Sugiman, Sp.An. KIC, M.Epid. FCCM (24/8/13) di Hotel Novotel Balikpapan Kalimantan Timur pada acara ICU Dasar yang dihadiri perwakilan RS seluruh Indonesia.
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan segera dan diselesaikan dalam waktu 3 jam:
    1. Pemeriksaan kadar laktat darah
    2. Pemeriksaan kultur darah sebelum pemberian antibiotik
    3. Pemberian antibiotik spektrum luas
    4. Resusitasi cairan 30ml/kg BB pada hipotensi atau kadar laktat darah ≥ 4 mmol/L
Tindakan-tindakan yang harus dilakukan segera dan diselesaikan dalam waktu 6 jam:
5.       Pemberian vasopresor (pada hipotensi yang tidak membaik dengan resusitasi cairan awal à target TAR ≥ 65 mmHg
6.       Adanya hipotensi yang menetap meskipun telah dilakukan resusitasi cairan (syok septik) atau kadar laktat awal ≥ 4 mmol/L:
  Pemeriksaan tekanan vena sentral (central venous pressure/CVP) àtarget ≥ 8 mmHg
  Pemeriksaan saturasi oksigen vena sentral (central venous oxygen saturation/ScvO2) àtarget ≥ 70%
7.       Pemeriksaan kadar laktat darah ulang, bila kadar laktat darah awal meningkat, dan sebagai target resusitasi adalah kadar laktat darah normal

Pemberian antibiotik sprektum luas harus diselesaikan segera dan diselesaikan dalam waktu 3 jam.
Sumber infeksi sepsis sendiri antara lain :
-          Respirasi                                                                                        35%
-          Traktus urogenital                                                                           35%
-          Intra abdominal                                                                              10%
-          Tidak diketahui                                                                              10%
-          Meningitis/septic arthritis/kulit/ akses vaskular                                 10%

Terapi antimikrobial
-          Terapi antimikrobial  pada jam pertama diagnosis syok septik dan sepsis berat.     grade 1B-1C
-          Terapi empirik  tunggal atau kombinasi adekuat untuk semua patogen, dengan penetrasi sumber infeksi  baik.    grade 1B
-          Penilaian setiap hari untuk segera deeskalasi. grade 1B
-          Procalcitonin dapat digunakan untuk penghentian antibibiotik pada pasien yang awalnya diduga sepsis.                                                                                                                grade 2C

Untuk Resusitasi awal Sepsis berdasarkan  Crit Care Med 2013;41:581-636
-          Cairan kristaloid sebagai cairan pilihan awal pada resusitasi sepsis berat dan syok septik
-          Hindari penggunaan cairanhydroxyethyl starches pada resusitasi sepsis berat dan syok septik.            grade 1B
-          Albumin pada resusitasi cairan pada sepsis dan syok septik bila pasien membutuhkan tambahan cairan kristaloid. grade 2C
-          Fluid challenge awal   minimal 30mL/kg BB cairan kristaloid, bisa diulang.   grade 1C
-          Fluid challenge dilakukan hingga ada perubahan hemodinamik (tekanan nadi, tekanan arteri rerta, laju jantung, stroke volume variation
Untuk resusitasi cairan dapat dilihat dalam pedoman berikut :
       Jenis cairan :
      kristaloid / koloid.
      Kristaloid : 20 cc/ kg bb disesuaikan dengan respon pasien.
      Koloid : 0,2 – 0,3 g/kg bb tergantung dari jenis koloid.
       Diberikan dalam waktu cepat (sekitar 30 menit)
       Target : tekanan vena sentral (CVP) sekitar 8 – 9 mmHg (11 – 12 cmH2O).
       Tetap diawasi terhadap penyulit edema paru.
 
Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

Minggu, 18 Agustus 2013

Bagaimana diagnosis banding tuberkulosis anak secara radiologis?

 Pemeriksaan Roentgen adalah sangat penting untuk diagnosis tuberkulosis paru.
1.      Bila klinis ada gejala-gejala tuberkulosis paru, hampir selalu ditemukan kelainan pada foto Roentgen.

2.      Bila klinis ada persangkaan terhadap penyakit tuberkulosis paru tetapi pada foto Roentgen tidak terlihat kelainan, maka ini merupakan tanda yang kuat bahwa penyakit yang diderita bukanlah tuberkulosis.

3.      Pada pemeriksaan Roentgen rutin (misalnya check-up) mungkin telah ditemukan tanda-tanda pertama tuberkulosis, walaupun klinis belum ada gejala.

Sebaliknya bila tidak ada kelainan pada foto Roentgen belum berarti tidak ada tuberkulosis, sebab kelainan pertama pada foto Roentgen biasanya baru kelihatan sekurang-kurangnya 10 minggu setelah infeksi oleh basil tuberkulosis.

4.      Sesudah sputum positif pada pemeriksaan bakteriologik, tanda tuberkulosis yang terpenting adalah bila ada kelainan pada foto Roentgen.

5.      Ditemukannya kelainan pada foto Roentgen belum berarti bahwa penyakit tersebut aktif (lihat kriteria aktivitas proses tuberkulosis pada foto Roentgen).

6.      Dari bentuk kelainan pada foto Roentgen (bayangan bercak-bercak, awan-awan, dan lubang, merupakan tanda aktif; sedangkan bayangan garis-garis dan sarang kapur merupakan tanda tenang) memang dapat diperoleh kesan tentang aktivitas penyakit, namun kepastian diagnosis hanya dapat diperoleh melalui kombinasi dengan hasil pemeriksaan  klinis/laboratoris.

7.      Pemeriksaan Roentgen penting untuk dokumentasi, penentuan lokalisasi proses dan tanda perbaikan atau perburukan dengan melakukan perbandingan dengan foto-foto terdahulu.

8.      Pemeriksaan Roentgen juga penting untuk penilaian hasil tindakan terapi seperti pneumothoraks artifisial, torakoplastik, dan sebagainya.
 
Terima kasih telah membaca, 
kebenaran hanya milik Allah SWT

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

Minggu, 09 November 2008

PREVENTING CHILDHOOD POISONINGS

Each year, children are accidentally poisoned by medicines, polishes, insecticides, drain cleaners, bleaches, household chemicals, and garage products. It is the responsibility of adults to make sure that children are not exposed to potentially toxic substances.


Here are some suggestions for parents:

  1. Insist on packages with safety closures and learn how to use them properly.
  2. Keep household cleaning supplies, medicines, garage products, and insecticides out of the reach and sight of your child. Lock them up whenever possible.
  3. Never store food and cleaning products together. Store medicine and chemicals in original containers and never in food or beverage containers.
  4. Avoid taking medicine in your child's presence. Children love to imitate. Never suggest that medicine is candy—especially aspirin and children's vitamins.
  5. Read the label on all products and heed warnings and cautions. Never use medicine from an unlabeled or unreadable container. Never pour medicine in a darkened area where the label cannot be seen clearly.
  6. If you are interrupted while using a product, take it with you—it takes only a few seconds for your child to get into it.
  7. Know what your child can do physically. For example, if you have a crawling infant, keep household products stored above floor level, not beneath the kitchen sink.
  8. Keep the phone numbers of your doctor, poison center, hospital, police department, and emergency medical system (EMS) near the phone.

CHAPTER REFERENCES
Baselt RC, Cravey RH: Disposition of Toxic Drugs and Chemicals in Man, 4th ed. Year Book, 1995.
Bresinsky A, Besl H: A Colour Atlas of Poisonous Fungi: A Handbook for Pharmacists, Doctors, and Biologists. Wolfe, 1990.
Clayton GD, Clayton FE: Patty's Industrial Hygiene and Toxicology, Vol 2, 4th ed. Wiley-Interscience, 1993.
Dart RC et al: The 5 Minute Toxicology Consult. Lippincott Williams & Wilkins, 2000.
Finkel AJ (editor): Hamilton & Hardy's Industrial Toxicology, 4th ed. Publishing Sciences Group, 1983.
Goldfrank LR et al: Goldfrank's Toxicologic Emergencies, 6th ed. Appleton & Lange, 1998.
Grant WM: Toxicology of the Eye, 4th ed. Thomas, 1993.
Haddad LM, Shannon MW, Winchester JF: Clinical Management of Poisoning and Drug Overdose, 3rd ed. Saunders, 1998.
Koren G: Maternal-Fetal Toxicology: A Clinician's Guide, 2nd ed. Dekker, 1994.
Lampe KF, McCann MA: AMA Handbook of Poisonous and Injurious Plants. American Medical Association, 1985.
Olson KR (editor): Poisoning and Drug Overdose, 3rd ed. Appleton & Lange, 1999.
Rumack BH, Spoerke DG, Smolinske SC (editors): POISINDEX Information System. Micromedex, Inc., Denver, CO. [Published quarterly.]

(By textbook of
Current Pediatric Diagnosis & Treatment 16th Ed: William W. Hay Jr, et al By McGraw-Hill Education - Europe 2002)