Our social:

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label ginjal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ginjal. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Agustus 2013

TATA LAKSANA KRISIS HIPERTENSI PADA ANAK (BAGIAN 3)


Tujuan pengobatan adalah menurunkan tekanan darah untuk mencegah kerusakan organ target. 

Tujuan yang rasional pada kebanyakan hipertensi gawat adalah menurunkan tekanan darah rata-rata sekitar 25 % atau menurunkan tekanan darah diastolik sampai mencapai 100-110 mmHg dalam beberapa menit sampai beberapa jam tergantung keadaan klinis.
            Pengobatan farmakologik meliputi:
  1. Lini Pertama : Nifedipin oral (5mg dan 10mg) à dosis 0,1mg/kgBB/kali, dinaikkan 0,1 mg/kgBB/kali (dosis maksimal 10 mg/kali) setiap 5 menit pada 15 menit pertama, kemudian setiap 15 menit pada 1 jam pertama, selanjutnya setiap 30 menit, hingga tercapai tekanan darah yang stabil. Furosemid diberikan dengan dosis 1mg/kgBB/kali 2 kali sehari; bila tekanan darah tidak turun, diberikan kaptopril 0,3mg/kgBB/kali 2-3 kali sehari.
  2. Lini kedua: klonidin drip. Klonidin 0,002mg/kgBB/8jam dalam 100ml larutan Dextrose 5% dengan jumlah tetesan awal 12/menit, bila tekanan belum turun, tetesan dinaikkan 6 mikrodrip/menit setiap 20 menit (maksimum 36 mikrodrip/menit), bila tekanan darah belum turun ditambahkan kaptopril 0,3mg/kgBB/kali 2-3 kali sehari bersama furosemid 1mg/kgBB/kali 2 kali sehari.


OBSERVASI TANGGAL 11/1/XX
Berikut ini adalah contoh anak laki-laki usia 9th dengan Berat Badan 28 Kg


Tensi (mmHg)
Nadi (x/menit)
RR (x/menit)
Suhu (oC)
Keterangan
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
24:00
01:00
02:00
03:00
04:00
05:00
06:00
07:00
08:00
09:00
10:00
11:00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
13/1/11
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
170/130
180/130   
180/120  
130/110
130/110
120/90
120/80
120/80
120/80
150/100
150/100
130/90
110/80
120/80
130/90
130/90
130/90
130/90
130/90
140/100
140/100
130/90
120/80
120/80
110/80
110/80



150/120
140/120

140/110
140/100
130/100
120/90
130/90
150/120
130/120
110/80
120/80
120/80
130/90
130/100
130/100
130/90
100
110
100
100
100
120
120
116
100
88
112
98
100
100
100
100
100
100
112
100
112
110
100
92
100
100



100
120
120
116
100
88
112
98
100
100
100
100
100
120
120
116
100
35
35
35
35
35
30
30
28
25
20
20
24
28
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
28
28
28



28
25
20
20
24
28
24
24
24
24
24
24
24
28
25
20
20
36,9
36,8
36
37
36,8
37
36,7
36,3
37,1
37,2
36,8
37
36,5
37
37
37,1
37
37
37
37,2
37
37
37,2
37
37
36,4



37,1
37,2
36,8
37
36,5
37
37
37,1
37
37
37
37,2
37,1
37,2
36,8
37
36,5
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
Nifedipin 3mg sublingual
 Nifedipin stop


Nifedipin 3 x 3mg sublingual









Nifedipin 3mg sublingual









Nifedipin 5mg


Nifedipin 5mg


Nifedipin 5mg



Nifedipin 5mg


Nifedipin 5mg




 DAFTAR PUSTAKA

    National High Blood Pressure Education Programm Working Group on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The fourth report on the diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure in children and adolescents. Pediatrics 2004; 114:555-57

    Pruitt AW. Hipertensi sistemik. dalam Wahab AS (Penyunting). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics) edisi 15. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 2000; 1669-1676

    Sorof JM, Lai D, Turner J, Portman RJ. Overweight, ethnicity, and the prevalence of hypertension in school-aged children. Pediatrics 2004; 113:475-482

    Robinson RF, BatiskyDL, Hayes JR, Nahata MC, Mahan JD. Body mass index in primary and secondary pediatric hypertension. Pediatr Nephrol (2004); 19:1379-1384

    Muhammad Heru Muryawan, Krisis Hipertensi Pada Anak, dalam Abdus Samik Wahab, dkk. Naskah Lengkap Kegawatan Pada Anak Dalam Praktek Sehari-hari,Seminar IDAI, 18-19 Desember 2010.


Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

KRISIS HIPERTENSI PADA ANAK (BAGIAN 2)


Krisis hipertensi dapat terjadi baik pada hipertensi akut misalnya pada glomerulonephritis akut pasca strptococcus atau pada hipertensi akut misalnya pada glomerulonephritis akut pasca streptococcus atau hipertensi kronik. Pada anak yang sering ditemukan adalah ensefatopati hipertensi pada penderita glomerulonephritis akut pasca streptococcus (GNAPS).

Saat tekanan darah berada pada suatu titik kritis tertentu, padabinatang percobaan berada pada tekanan darah rata-rata (mean arterial pressure) 150 mmHg, akan timbul lesi pada dinding arterial, dan terjadilah sindrom hipertensi maligna akselerasi. Keadaan ini bisa karena efek lokal pada pembuluh darah maupun efek sistemis melalui jalur renin-angiotensin, katekolamin, vasopresin, yang akan lebih mempertinggi tekanan darah dan memperbesar
kerusakan vaskuler sehin gga terjadi iskemia jaringan
Dalam mikrosirkulasi serebral akan terjadi edema serebral sebagai akibat dari terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler karena kerusakan endotel vaskuler dan sebagai akibat dari terjadinya peningkatan aliran darah lokal karena vasodilatasi vaskuler sebagai respons dari otoregulasi serebral.
Tabel Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan cardiac output
Peningkatan resistensi pembuluh darah perifer
Peningkatan volume intra vasculer
Peningkatan kontraktilitas pembuluh darah
↑ Masukan garam
↑ Angiotensin
↑ Resorbsi Na ginjal
↑ Aktivitas simpatis
↑ Renin/aldosteron
↑ Endothelin (PGH2)
↑ Insulin
↓ Faktor relaksasi endothel
↑ Tekanan simpatik


 Perubahan struktur:
Peningkatan kontraktilitas:
Disfungsi endothel
↑ Tekanan simpatik
 Fibrosis intima

Atherosclerosis
Tekanan darah= Cardiac output x Total resistensi pembuluh darah perifer
Cardiac output = Stroke volume x Heart Rate



Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian