Our social:

Sabtu, 30 Maret 2013

Arteriovenous malformation (Malformasi Arteri-Vena)

Merupakan hubungan antara arteri dan vena yang abnormal. Terbentuk dengan tidak normal hubungan tersebut sehingga aliran darah menjadi bertambah. Etiologi hingga saat ini masih belum diketahui meskipun beberapa ahli memberikan teori pembentukan disebabkan karena tekanan aliran yang meningkat terus-menerus. Pada bayi yang baru lahir terbentuknya malformasi tersebut dinamakan kongenital AVM.

AVM dapat terbentuk dimana saja di tempat pertemuan arteri dan vena tubuh. Yang paling sering menimbulkan gejala adalah di pembuluh darah otak, sehingga menimbulkan sakit kepala yang berlebihan dan terus-menerus. Tempat lain yang tersering adalah punggung yaitu tulang belakang.

Bilamana terjadi perdarahan
Yang paling ditakutkan adalah jika terjadi perdarahan di otak akan menyebabkan stroke. Menurut penelitian di otak terjadi AVM yaitu 1 diantara 200 hingga 500 orang. Dengan pria lebih banyak daripada wanita. Bila penderita AVM pernah mengalami pecahnya pembuluh darah tersebut, tercatat kemungkinan 20% pada tahun pertama akan mengalami perdarahan lain hampir 20%, dan bertahap berkurang menjadi sekitar 3-4% pada tahun berikutnya.

Bagaimana pemeriksaannya ?
Untuk mengetahui apakah ada AVM di otak dapat digunakan; CT-Scan dengan kontras atau CT scan dengan zat pewarna, MRI atau Magnetic Resonance Imaging yaang dijadikan MRA (Maagneting Resonance Angiography) berdasarkan gelombang elektromagnet yang disusun di layar komputer, serta untuk melihat AVM dapat pula digunakan Angiogram dengan menggunakan kateter kecil dari pangkal paha ke otak dan dilakukan pencitraan zat pewarna. Langkah angiogram ini memang paling sulit dilakukan namun hasil pencitraannya lebih akurat dibanding dengan cara yang lain.

Bagaimana untuk penderitanya ?
Pada prinsipnya tekanan darah harus normal atau sedikit lebih rendah untuk mencegah pecahnya AVM. Untuk penderita AVM disarankan untuk menghindari aktivitas berlebihan yang mampu memicu terjadinya peningkatan tekanan darah secara ekstrim, seperti menghindari stress, mengangkat beban terlalu berat, mengejan, dan aktivitas berat yang serupa. Penderita penyakit jantung yang dan kolesterol tinggi patut berhati-hati dengan obat-obatan yang dikonsumsinya seperti trombolisis (aspirin) ataupun warfarin, sehingga wajib kontrol secara teratur ke dokter yang bersangkutan.

Apakah pembedahan menjadi solusi ?
www.brain-aneurysm.com
Terjadi hal yang tak diinginkan. AVM di otak pecah saatnya evaluasi dilakukan, bila pecahnya vena atau arteri apau pembuluh darah tersebut dapat diatasi tanpa pembedahan maka cukup menunggu pembuluh darah itu menyatu kembali. Namun, harus diperhatikan pada saat pecahnya pembuluh darah tersebut darah akan menekan otak atau tidak. Bilamana lokasinya dapat dilakukan pembedahan maka keputusan dilakukan bedah harus dengan cepat dan pertimbangan yang matang. Seperti biasa pasien dibius hingga tidur dan tengkorak dibuka untuk dicari bagian mana yang pecah kemudian dilakukan evakuasi darah atau clot atau bekuan yang menghambat kemudian bilamana dapat dieksekusi maka AVM yang abnormal itu kemudian dilakukan teknik merusak AVM dan meningalkan pembuluh darah yang masih baik. Dewasa ini telah ditemukan cara-cara minimal invasive yang terus dikembangkan seperti Stereotactic radiosurgery dan Endovascular neurosurgery. Pada sterostatic dilakukan dengan merusak AVM dengan membekukannya. Dan pada endovascular atau interventional dilakukan penyumbatan denan lem jaringan atau adesif tisue, atau partikel yang mampu menghentikan aliran darah yang menuju AVM. Pertimbangan lain perlu diingat ukuran dan lokasi. Kadang kala gejala yang tidak muncul tidak memerlukan tindakan pembedahan, hanya kontrol secara terprogram pada dokter yang menanganinya.

Dokter Dale Ding dan para koleganya di Universitas Virginia memberikan analisis dari 444 pasien yang mendapatkan penanganan menggunakan sterotatic radiosurgery utnuk AVM tanpa didapatkan bukti adanya gejala hemorragic (perdarahan). Rata-rata berkisar antara 4,2 cm3 atau sekitar diameter 2 cm. Namun pada 14%-nya berada di lokasi otak bagian dalam. Mereka menemukan keadaan memburuk pasca intervensi bedah sebesar 7%.

Dan hingga saat ini pasien cenderung menginginkan dilakukannya intervensi bedah secepatnya sebelum terjadinya pecah AVM atau embolisasi.


Berikut kesimpulan dari penelitian Dokter Dale Ding dan kawan-kawan,

“Radiosurgery offers a reasonable benefit-to-risk profile for patients with unruptured AVMs. Until the AVMs were obliterated, the cohort of patients with unruptured AVMs demonstrated an annual hemorrhage rate comparable to traditionally quoted figures”. (D. Ding et al, 2013)

Pembedahan dengan Radiosurgery memberikan manfaat   untuk pasien dengan AVM yang belum ruptur. Hingga AVM mengalami obliterasi, pada kelompok pasien dengan unruptured AVM (AVM yang belum ruptur) menunjukkan tingkat perdarahan tahunan yang sebanding.

Referensi:
Ding D, Yen CP, Xu Z, Starke RM, Sheehan JP: Radiosurgery for patients with unruptured intracranial arteriovenous malformations. Clinical article. J Neurosurg[epub ahead of print March 26, 2013. DOI: 10.3171/2013.2.JNS121239]FKUI, 2011, Sinopsis Ilmu Bedah Saraf. Departemen Bedah Saraf FKUI-RSCM, Jakarta: CV. Sagung Seto 
Darmadipura, Prof. dr. H.M. Sajid, Sp.BS, 2008, Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Bedah Saraf, Rumah Sakit Umum dr. Soetomo Surabaya.  
Pierce A. Grace, 2006, at A Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga, Blackwell Publishing, translated by dr. Vidhia Umami, Jakarta; Penerbit Erlangga
R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2005, Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 2, Jakarta; EGC 
 Mardjono, Prof. DR., 2006, Neurologi Klinis Dasar, Jakarta; Dian Rakyat
Iskandar, Djunaidi, dr., 2011, Stroke Waspadai Ancamannya, Yogyakarta; Andi
Duus, Peter, 1996, Diagnosis Topik Neurologi: Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala, E/2, alih bahasa oleh dr. Devy H. Ronardy, Jakarta; EGC
Japardi, Iskandar, DR, dr, Sp.BS, 2004, Memahami Aspek-aspek Penting dalam Pengelolaan Penderita Cedera Kepala, Jakarta; PT. Bhuana Ilmu Populer 
Satyanegara, Prof. DR. dr., Sp.BS, 2010, Ilmu Bedah Saraf, Jakarta; Gramedia 

Kunsantri Nurrobbbi,dr
Dapat direvisi kemudian

0 Komentar Anda: