Our social:

Latest Post

Tampilkan postingan dengan label Asuransi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asuransi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 September 2013

DOKTER KELUARGA



Apakah yang dimaksud dokter keluarga ? dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontiniu, mengutamakan pencegahan, koordiantif, mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya dilandasi keterampilan dan keilmuwan yang mapan. Diskusi ini dibicarakan pada Musyawarah Cabang dan Seminar BPJS Kesehatan IDI Cabang Balikpapan. Bersama dr. Abdul Haris dari Kepala Bidang Manajemen Pelayanan Kesehatan Divisi Regional VIII ASKES, juga hadir sebagai pembicara dr. Zaenal Abidin, MH (Ketua PB IDI). Dengan karakteristik yaitu pelayanan komprehensif; promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.

Kembali dari prinsip yang lima atau  5 Star doctor (five star doctor);
-          Care provider
-          Decision maker
-          Communicator
-          Community leader
-          Manager of healthcare
 Peran
-          First contat, personal care, comprehensive care, paradigma sehat, continuous care, coordination and collaboration, Family and Community.

Untuk program pelayanan RJTP dokter keluarga, model pelayanan dokter keluarfa yang diterapkan adalah dilengkapi dengan pelayanan obat dan laboratorium sederhana, berdasarkan kerjasama dokter keluarga dengan apotik dan laboratorium yang terdekat dengan tempat praktek dokter keluarga.

SEDANGKAN KLINIK adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan atau bidan) dan dipimpin oleh seorang tenaga medis (dokter, dokter spesialis dokter gigi, atau dokter gigi spesialis). Terbagi lagi atas KLINIK PRATAMA yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. Dan KLINIK UTAMA yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. KLINIK memiliki sifat pelayanan antara lain rawat jalan, one day care, rawat inap, dan home care.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

PANDANGAN IDI TERHADAP PELAKSANAAN JKN TAHUN 2014



Sub Judul Menjamin Hak setiap warga memperoleh kesehatan bermutu ini disampaikan oleh dr. Zaenal Abidin, MH (Ketua PB IDI) pada acara Musyawarah cabang dan Seminar BPJS Kesehatan IDI Cabang Balikpapan (22/9/13).  Berdasarkan komitmen bersama yaitu penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
-          Harus dapat memperbaiki dan menata kinerja sistem pelayanan
-          Harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia
-          Harus dapat memperbaiki kesejahteraan warga profesi
Ada dua point yang penting dalam penerapan JKN memadukan 2 sistem:
-          Sistem pembiayaan kesehatan
-          Sistem pelayanan kesehatan
Dua point diatas terlihat adalah 2 sisi dari 1 mata uang. Sektor kesehatan sangat krusial yang diberikan apabila pemerintah menganggap pelayanan kesehatan terlihat dari satu sisi saja. Sementara seperti risk pooling factor dari kemampuan pasien hingga ke pelayanan kesehatan seperti transport dan makanan sehari-hari. Bagian dari sistem pelayanan kesehatan berbasis pelayanan primer dalam era jaminan kesehatan nasional. Seperti Pusat Rujukan untuk mengatasi masalah khusus, juga sebagai pusat penelitian & pengembangan ilmu. Back up untuk mengatasi masalah kesehatan yang tak terselesaikan DPP (dokter pelayanan primer). Gatekeeper untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan warga (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif), 1 DPP mengayomi kurang lebih 2500 warga. Rerata kontak per orang per tahun kurang lebih 4 kali, sekitar 10-12%% dirujuk ke strata sekunder. Setiap warga diajak berpola hidup sehat, mampu mengobati diri sendiri (SELF-CARE) & Tahu saat yang tepat berkunjung ke dokter. SETIAP WARGA wajib mendaftarkan diri ke-1 klinik/praktik mandiri strata primer yang berada di wilayahnya.

JKN untuk siapa ?
Untuk orang miskin ?
-          Tidak ada perbedaan dengan Jamkesmas
-          Hanya ganti nama
JKN Untuk seluruh warga Indonesia ?
-          Harus tersedia point of care dengan mutu yang sama di seluruh wilayah Indonesia
Apakah Faktor penentu keberhasialn JKN ?
1.       Ketersediaan point of care (POC) pelayanan primer yang merata  di seluruh wilayah NKRI
2.       Ketersediaan dokter pelayanan primer (DPP) yang handal sebagai Gatekeeper dan tersebar merata di seluruh wilayah NKRI
3.       Rayonisasi/regionalisasi fasilitas kesehatan
4.       Premi yang memenuhi azas keekonomian
5.       Masyarakat mengadopsi paradigma sehat.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

Rabu, 19 Juni 2013

Penatalaksanaan Kanker Payudara, Kolorektal & Kelenjar Getah Bening dan Hepatitis C Untuk Peserta Jamkesmas

Balikpapan – RSUD dr, Kanujoso Djatiwibowo. Roche memperkenalkan proposal kerjasama untuk peserta Jamkesmas pada hari Khamis (20/6/13). Terlepas dari produk pwten dari obat tersebut seperti yang kita kenal dengan Redoxon yang berisi kalsium dan vitamin C.

Kebetulan salah satu produsen obat dapat kita pelajari saat pengajuan proposal dengan penatalaksanaan secara objektif pada produsen obat. Kembali pada Roche yang mengemukakan keunggulan dari segi manajerial. Seperti segi pendiagnostikan dengan trestment yang berbanding lurus dengan kebutuhan pasien.  Salah satu contoh adalah dengan nama merk Pegasys untuk antivirus yang digunakan pada penderita Hepariris C dan multiple sclerosis. Atau obat Trastuzumab yang memiliki merk Herceptin.

Untuk kanker payudara dapat terjadi dsekitar 8.277 jiwa. Populasi dewasa wabita sekitar 9,6 %.  Program Jamkesmas pada populasi kanker payudara yang mendapatkan Jamkesmas perlu diproritaskan tingkat pengetahuan. Pemeriksaan standar kini digunakan ER/PR dan HER2 untuk menentukan protokol pengobatan yang terbaik. Untuk pemeriksaan FISH menentukan false negatif/ positif. Penapisan dan diagnosis awal dilanjutkan pengobatan awal dapat meminimalisasikan kondisi lanjut yang datang.

Untuk pengobatan dengan Jamkesmas seperti Xeloda yang merupakan kemoterapi yang diperkenalkan untuk digunakan pada pasien dengan dana terbatas yang menggunakan Jamkesmas. Beberapa treatment untuk pembiayaan penatalaksanaan kanker payudara terlihat menjanjikan dari segi efektifitas dan cost yang dikeluarkan.

Gambaran alur pasien dengan kolorektal kanker memiliki kemiripan dengan kanker payudara yaitu diawali dengan penapisan dan edukasi kemudian dengan deteksi  dini  dilanjutkan pengobatan awal dan memperpanjang.

Limfoma Non Hodgkin (LNH) termasuk dalam 10 besar keganasan. Juga dipresentasikan dengan menjanjikan. Seperti penggunaan Rituximab pada peserta Jamkesmas. Roche mengajukan proposal kepada RS dengan presentasi yang menarik.

Begitupula dengan HCV (Hepatitis C) yang memiliki stadium cirrosis. Menggunakan Pegylated interferon alfa. Semoga kerjasama i
Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian