Our social:

Kamis, 03 Oktober 2013

WOUND CARE MANAGEMENT



Pembicaraan ini oleh dr. Rahmat Dianto, Sp.Bp-RE yang memberikan diskusi bersama teman-teman dari Internship yang berasal dari DKI Jakarta di RSUD dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan (4/10/13).

Pada prinsipnya wound management tergantung dari jenis lukanya. Pada pembicaraan lain diceritakan tentang terapi hiperbarik pada luka-luka tertentu semisal ulkus pedis atau luka pada kaki yang sukar sembuh. Ada jaringan nekrotik yang mengitam (kematian sel/membusuk) dengan ketekunan terapi pemberian oksigen (hiperbarik) dengan tepat sebelum terlambat akan mencegah amputasi.

Bedah plastik rekonstruksi-estetik. Terbagi demikian karena indikasi pasien. Seperti luka bakar yang termasuk rekonstruksi. Rekonstruksi dari facial seperti lee fort II, atau basalioma yang tersering.
Chronic wound ada nekrotik dan infeksi. Bisa dilakukan debridemen dahulu kemudian dilakukan skin graft atau flap tergantung kebutuhan. Misalkan saja pada ulcus decubitus atau luka pada punggung hingga pinggang belakang yang terjadi pada pasien terlalu lama berbaring di tempat tidur tanpa ada miring kanan atau miring kiri (perubahan posisi).  Untuk aestetic memang beragam namun yang terpenting adalah fungsinya terlebih dahulu. Selanjutnya untuk penggunaan perhidrol tidak selalu diberikan pada luka, hanya pada kasus tertentu yang melekat benda asing. Terutama di wajah tidak boleh diberikan perhidrol. Hanya NaCl 0,9% dengan savlon.

Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

0 Komentar Anda: