KRISIS HIPERTENSI PADA ANAK (BAGIAN 2)
Krisis
hipertensi dapat terjadi baik pada hipertensi akut misalnya pada
glomerulonephritis akut pasca strptococcus atau pada hipertensi akut misalnya
pada glomerulonephritis akut pasca streptococcus atau hipertensi kronik. Pada
anak yang sering ditemukan adalah ensefatopati hipertensi pada penderita
glomerulonephritis akut pasca streptococcus (GNAPS).
Saat
tekanan darah berada pada suatu titik kritis tertentu, padabinatang percobaan
berada pada tekanan darah rata-rata (mean arterial pressure) 150 mmHg, akan
timbul lesi pada dinding arterial, dan terjadilah sindrom hipertensi maligna
akselerasi. Keadaan ini bisa karena efek lokal pada pembuluh darah maupun efek
sistemis melalui jalur renin-angiotensin, katekolamin, vasopresin, yang akan
lebih mempertinggi tekanan darah dan memperbesar
kerusakan
vaskuler sehin gga terjadi iskemia jaringan
Dalam
mikrosirkulasi serebral akan terjadi edema serebral sebagai akibat dari
terjadinya peningkatan permeabilitas vaskuler karena kerusakan endotel vaskuler
dan sebagai akibat dari terjadinya peningkatan aliran darah lokal karena
vasodilatasi vaskuler sebagai respons dari otoregulasi serebral.
Tabel Patofisiologi Hipertensi
Peningkatan cardiac output
|
Peningkatan resistensi pembuluh
darah perifer
|
Peningkatan volume intra
vasculer
|
Peningkatan kontraktilitas
pembuluh darah
|
↑ Masukan garam
|
↑ Angiotensin
|
↑ Resorbsi Na ginjal
|
↑ Aktivitas simpatis
|
↑ Renin/aldosteron
|
↑ Endothelin (PGH2)
|
↑ Insulin
|
↓ Faktor relaksasi endothel
|
↑ Tekanan simpatik
|
|
Perubahan struktur:
|
|
Peningkatan kontraktilitas:
|
Disfungsi endothel
|
↑ Tekanan simpatik
|
Fibrosis intima
|
Atherosclerosis
|
Tekanan darah=
Cardiac output x Total resistensi pembuluh darah perifer
Cardiac output =
Stroke volume x Heart Rate
Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian
0 Komentar Anda:
Posting Komentar