Degeneratif Arhtritis 2013
Efusi Sendi adalah berkumpulnya cairan sendi. Kondisi rematologis akut yang harus segera diatasi. Dengan analisa untuk
mengeluarkan sel inflamasi dan enzim yang merusak sendi sehingga kerusakan
sendi permanen dapat dicegah lebih lanjut.Hal ini dibahas pada acara Balikpapan Rheumatology update 2013 Whorkshop
Periartikuler dan Intraartikuler di Rumah Sakit Umum dr. Kanujoso Djatiwibowo Jumat, 15 Maret 2013.
Pada viskosuplemen pad pengobaran OA bersama dr. Natsir
Akil. Sp.PD-KR Balikpapan. Dan tentang efusi disampaikan oleh dr. Faridin,
Sp.PD-KR dari Makassar. Faktor-faktor pencetusnya adalah pembentukan sebuah
inflamasi dalam cavum sinovium.
Efusi dapat terjadi :
1.
RA.
2.
LES
3.
AG GOUT
4.
OA
5.
Artritis sendi
6.
Hemarthrosis
Cairan kurang dari 3 ml biasanya tanpa keluhan. Jika menetap
destruktif akan merusak kartilago seperti. Volume paling banyak di genu. Bahu
juga banyak ditemui. Cara periksa dengan approach medial pada posisi supine
akan menemukan cekungan atau concavity nah bila visual tak terlihat cekungan
maka dicurigai terjadi efusi. Paling banyak terjadi di bagian medial. Dengan
ballotemen amak terjadi mudah dikenali. Layaknya sebuah kantung plastik es yang
belum beku jika terlalu penuh tak dapat dibengkokkan.
Untuk sendi bahu, elbow, tallo kruralis. Dengan bulg sign
semestinya harus segera dievakuasi atau aspirasi dengan keterampilan tertentu.
Pada pemeriksaan penunjang dengan mudah USG. Photo polos
kurang membantu. Mencari luscent sangat sulit. MRI ataupun scintigrafi
boleh-boleh saja dilakukan. Prinsipnya
membuang cairan dari dalam rongga sendi. Tujuannya mengurangi kompresi/tekanan
terhadapnya yang seharusnya segera dilakukan tindakan. Kondisi yang dilakukan untuk mencegah. Kondisi
yang dicurigai atritis semestinya dievakuasi.
Pelaksanaan efusi sendi. Ada dibagi 4 kelas.
1.
Kelas I (non inflamasi)
·
Cairan transparan dengan warna bening atau
kekuningan, viscositas tinggi, dan mucin clot normal. WBC 200/mm3. PMN <25 kultur="" negatif.="" sensitivitas="" span="">25>
2.
Kelas II (inflamasi) :
·
Kejernihan (Clarity) Cairan sinovial transparan
dapat juga buram dan berwarna kuning. Viscositas rendah, dengan jumlah WBC
berkisar antara 2.000 hingga 100.000/mm3. PMN > 50%. Kultur dan sensitivitas
negatif. Ciran sinovialspondyloartropaties, artropaties yang diinduksi kristal.
3.
Kelas III (septik):
·
Sinovial buram ke kuning kadang putih,
viscositas rendah, WBC rata-rata 100.000/mm3, literature lain lain mengatakan
bila >50.000/mm3 arthritis septik boleh curiga. kultur dan sensitifitas
semua positif.
4.
Kelas IV (hemorragic)
·
Merah dan buram. Kultur san sensitifitas kuman
cenderung negatif kecuali TB. Khas pada trauma sendi, TBC, sinovitis
villonodular pigmented, neoplasia, coagulopathies, dan Charcot arthropathy.
Kontra indikasi artrosentesis:
1.
Ada selulitis atau infeksi jaringan lunak yang
menutupi sendi, sendi selulitis
2.
Fraktur intraartikuler
3.
Diatesis haemoragik
4.
Osteoporosis juxta-artikuler yang berat
5.
Pasien tidak kooperatif (takut disuntik)
6.
Secara anatomis sendi sulit dilakukan (kelainan
anatomis)
7.
Sebaiknya jika akan melakukan lagi diberi jarak
3 bulan agar menghindari septik arthritis.
Cairan sinovial sendi lutut
normal sekitar 2 ml. Asam Hyaluronat AH terdapat sekitar 2,5-4ml. Sinoviosit
menghasilkan cairan sinovial yang terdiri dari AH tersebut. Yang berfungsi
layaknya pelumas dalam mesin. Pemberian dilakukan biasanya setiap 6 bulan
sekali. Selain itu dapat juga diinjeksikan steroid sebanyak 3 bulan sekali.
Manfaat glukosamin golongan sulfat
1.
Amerika : Glukosamin sebagai herbal medicine
2.
Eropa : Glukosamin adalah obat
Sebagaimana manfaatnya masih dalam penelitian. Terjadi
kontroversial pada OA. Karena Glukosamin menunjukkan fruktosa yang membuat
resistensi insulin. Sehingga pada orang normal ada pertentangan yang menjadikan
pasien normal yang memakai glukosamin jangka panjang akan membuat pasien
menjadi diabetes. Masih dalam penelitian.
Tidak ada antibiotik intraartikuler. Diberikan dengan
intrvena. Paling banyak adalah S. Aureus sehingga dengan golongan
ciprofloksasin atau sefalosporin generasi III.
Soft Tissue Reumatism
Menurut DR. dr. Sumartini Dewi, Sp.PD-KR dibagi menjadi
beberapa. Contohnya
1.
Bursitis : kelainan pada bursa soft tissue
-
Distribusi bursa di bagian mana saja seperti di
bahu atau lutut. Bila meradang
-
Injeksi pada daerah bursa achiles harus hati
-
Subacromial
2.
Tendonitis hanya pasa posisi perlekatan tulang,
dibagi menjadi tempat-tempat anatomis sesuai namanya. Contohnya lateral epicondylitis. Radang yang menyebabkan nyeri
yang hebat. Atau De Quervain’s
tenosynovitits di pergelangan tangan
sehingga menyebabkan inflamasi pada sarung tendon atau tendon sheath dapat
dicek dengan finkelstein’s test. Dengan menggenggam dan menekuk pergelangan
tangan nyeri yang hebat.
Trigger Finger, jari kaku menekuk.
Terjadi gerakan pengunci (locking)
menjepit tendon di dalamnya. Pembengkakan pada tendon menjadi nodul khususnya
pada jari-jari misalnya lipatan fleksi telunjuk.
Impingement syndrome : Dapat pula
terjadi pada orang tua (degeneratif), terjadi pada supra spinatus dan tendon
semacamnya.
Rotator cuff tendinitis : terjadi
pergerakan yang sering terjadi.
Carpal Tunnel Syndrome : pada kanal
telapak tangan yang menjepit nervus medianus. Digunakan tinnel test dengan 60
detik.
Fascitis Plantaris : Pada telapak
kaki pada fascianya. Ketika diekstensikan pada saat bangun tidur setiap hari
selama 30 detik dapat membantu mengurangi nyeri setiap hari.
Bahaya over use sehingga menyebabkan inflamasi dan terjadi
berulang-ulang. Contohnya pemain tenis atau baseball yang menggunakan sendi
bahunya. Nyeri, panas, dan kemerahan merupakan tanda khas.
Komplikasi reumatik
pada jaringan lunak. Menurut DR. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR. Harus
berhati-hati dengan memperhatikan indikasi dan kontraindikasi yang perlu.
Apabila ada gangguan pembekuan darah, ada gangguan lain yang berkaitan. Paling
banyak digunakan tiamsinolon kelarutan menengah dan memiliki waktu paruh 12-36
jam. Contoh yang paling sering adalah tendinitis rotator cuff di bahu yaitu
injeksi supra spinatus. Gerakan adduksi dan endorotasi yang nyeri lebih sering
tendinitis atau dapat pula disertai bursitis. Injeksi ab policis longus pada
jari yang meradang karena perlakuan sehari-hari seperti pengrajin atau pengasuh
bayi. Injeksi fleksor digitalis tendon steath di telapak tangan. Pada
tenosinovitis RA atau sendi-sendi kecil. Jangan sampai saat melakukan injeksi
mengenai sendi karena hanya memperparah. Obat hanya diberikan dan mampu
terserap secara alami.
Pada Bursa trochanter yang terletak di paha lateral
proximal. Pada injeksi siku juga
demikian di siku epicondylitis lateralis yang merupakan pangkal humerus biasa
menyerang pada olahragawan tenis. Pada carpal tunnel syndrome di suntikkan,
Pasien ditenangkan dengan tangan diatas meja yang terfiksir. Injeksi pada
plantar fascilitis, entesopati, dan tendinitis achiles harus lebih berhati-hati
karena berbahaya. Semisal tendon ascilles yang mudah sekali ruptur karena
aktivitasnya yang bertugas berat fungsinya untuk gerakan kaki.
Perlu nasehat; dapat timbul rasa tidak enak, nyeri, atau
pembengkakan di tempat injeksi, hindari aktiitas berat minimal 48 jam sesudah
injeksi, ingatkan bahwa kortikosteroid bukan penyembuh hanya anti radang
sementara yang tidak boleh dipergunakan terus-menerus.
Istirahat gerakan aktif pada saat inflamasi akut pada saat
terjadinya radang awal dianjurkan.
Kemudian tindakan invasif selalu dipikirkan indikasi dan kontraindikasinya.
Kunsantri Nurrobbbi, dr, M.HI
dapat direvisi kemudian
Maret 2013
dapat direvisi kemudian
Maret 2013
0 Komentar Anda:
Posting Komentar