Antibiotika dan Infeksi Nosokomial
Penggunaan antibiotika pada pasien sakit kritis (termasuk
farmakologi pasien kritis)
O
Angka kejadian infeksi di ICU 15 – 40% dg angka
kematian 10 – 80%.
O
Penelitian di Eropa :
O
10. 038 pt à
45% infeksi di RS dan 21% terinfeksi sewaktu di rawat di ICU.
O
Pneumonia 47%
O
Lower tract. Respiratorius 18%
O
Urinary tract infection 17%
O
Blood stream infection 12%
Hal ini disampaikan
oleh dr. Rupi’i, Sp.An, KIC dalam
seminar dasar ICU (24/8/13) di Novotel Balikpapan.
Obat bekerja tidak langsung menuju kuman harus melewati
darah dahulu. Menuju ke tempat dimana
konsentrasinya melalui lika-liku yang rumit.
Obat yang efek yang tidak mudah diikat dan masuk ke dalam
reseptor yang kuat sekali.
Contoh aminoglikosida tidak tepat apabila 1x 1 gram.
Dibandingkan 2 x 500mg. agar obat-obat yang dapat membunuh. Ada pula post
antibiotik efek padahal obat tersebut sudah distop.
Bahaya menggunakan antibiotik yang tak terkontrol
1.
Resisten
2.
Efek samping dari obat
a.
Anafilaktik
b.
Kerusakan organ (hati, ginjal)
c.
Demam obat
3.
Mahal
Kegagalan antibiotik
1.
Invitro peka namun in vivo tidak aktif
2.
Kuman coccus gram positiv toleran terhadap
antibiotik
3.
Tidak mencakup kuman penyebab
4.
Kadar AB di jaringan tidak adekuat:
a.
Abses yang belum di drainage
b.
Infeksi akibat benda asing
c.
Kuman berada di tempat yang tidak bisa dijangkau
obat (cairan otak).
d.
Jaringan yang kurang perfusi (tulang, pasien DM)
5.
Interaksi antara obat yang diberikan:
-
Antagonisme
6.
Terjadi penurunan aktifitas AB di jaringan
7.
Super infeksi oleh jamur
8.
Mengobati kolonisasi kuman (bukan infeksi)
9.
Kasus yang bukan infeksi :
-
Penyakit yang menyerupai infeksi (S.L.E)
-
Demam obat
Perhatikan pada sepsis
1.
Pasien sepsis adaalah “critically ill patiens”.
a.
Volume distribusi meningkat
b.
Perfusi jaringa jelek
c.
Seringkali mengalami gangguan fungsi ginjal dan
hati
2.
Pemberian AB awal yang adekuat adalah sangat
menentukan perjalanan penyakit.
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI ICU
Infeksi nosokomial : kejadian infeksi yang terjadi
dalam 48 jam setelah masuk RS, atau 3 hari setelah keluar RS atau sampai 30
hari pasca operasi
infeksi yang sebelumnya tidak diderita oleh pasien pada
saat masuk RS
Hal ini
disampaikan oleh dr. Bambang Pujo Semedi, Sp.An.KIC pada seminar ICU (24/8/13)
di Novotel Balikpapan.
Kuman-kuman yang
berada di dalam RS lebih kuat dibandingkan di tempat biasa. Infeksi nosokomial
yang terjadi misalkan sampai 30 hari pascac operasi berasal dari nosokomial
atau yang didapat dari rumah sakit.
Bentuk dari infeksi nosokomial.
Kuman dari
endogenous infections berkembang ketika ketahanan tubuh dari pasien. CARS sehingga
kuman tersebut berkembang. Selanjutnya adalah kontaminasi silang antar kuman
dari agen infektif baru, dan selanjutnya berkembang menjadi suatu infeksi. Ssecara
klinis tidak bisa dibedakan namun perbedaannya dapat dipandang dari sisi .
Tekanan negatif
dari ruang isolasi khusus yang dapat menularkan kuman pada yang lain. Atau
pasien yang sangat rentan kontaminasinya dapat menyebabkan sangat rentan
tertular.
Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian
0 Komentar Anda:
Posting Komentar