Our social:

Jumat, 19 April 2013

Seminar on Managing Hypertension

 Balikapapan- Pertemuan kali ini tentang manajemen hipertensi Prodia  yang disampaikan oleh narasumber yaitu DR. dr. Parlindungan Siregar, Sp.PD-KGH dari RSCM Jakarta. Dr. Nani S. Prasodjo dari RSKD Balikpapan hari Sabtu tanggal (20/04/13) bertempat di Lantai 10 Grand Jatra Hotel. Refreshing kembali bahwa pentingnya edukasi terhadap masyarakat tentang silent killer yang berbahaya secara progresif atau mendadak yaitu penyakit dasar hipertensi.

STUDI KASUS 1
Pasien A seorang Bankir berperawakan gemuk yang dikenal sebagai perokok berat datang sebagai perokok berat  datang ke dokter umum dengan keluhan sering sakit kepala. Sakit kepala makin sering dalam minggu terakhir. Sebagai pemeriksaan rutin pasien tersebut diperiksa tekanan darahnya. Hasil pemeriksaan tekanan darahnya 145/90 mmHg. Apakah tindakan anda untuk pasien ini ?

Beberapa jawaban bervariasi dalam hal ini beberapa teman sejawat selalu berpikiran sama yaitu hipertensi dasar atau karena penyakit lain. Untuk mendiagnosis secara tepat dapat dibicarakan selanjutnya.

Untuk mencari faktor resiko, sekitar 1,7 juta orang terkena hipertensi. JNC 7 masih dipakai hingga saat ini. Menurut klasifikasi WHO dapat berbagai macam sesuai kriteria yang banyak digunakan. Di Indonesia diberi oleh konsensus hipertensi di Indonesia yang seperti JNC 7.

Patofisiologi masih belum terlalu jelas hingga saat ini. Seperti hipertensi sekunder. Banyak faktor yang saling berhubungan dalam peningkatan TD terjadinya angka-ankaa tersebut berdasarkan konsensus. Ada penelitian yang mengatakan bahwa anak BBLR memiliki resiko peningkatan tekanan darah pada masa dewasanya.

Peningkatan tahanan perifer meningkat. Karena itu terjadinya hipertensi dengan segala akibatnya. Sistem renin-angiotensin dipengaruhi asupan natrium, status volume sehingga ini mempengaruhi untuk vosodilatasi dan vasokonstriksi. Nitric Oxide mempengaruhi faktor yang menimbulkan peningkatan tekanan darah. Hipertensi, atherosklerosis, dan DM menimbulkan perubahan endothel. Ada juga faktor dari BBLR yang masih dalam perdebatan. Atau perubahan intrauterin dari ibu yang mengandung anak dengan hipertensi.

Untuk pengukuran tekanan darah – semestinya dilakukan prosedural yang sesuai misalkan manset yang sesuai untuk mengukur. Atau bisa juga karena kecemasan pasien/ketakutan pasien saat diukur. Pengukuran pada posisi orang tua sebaiknya berdiri atau duduk. Fossa cubiti yang tepat untuk lokasi yang harus tepat. Dengan mengecek ulang ketika menemukan penderita yang memiliki faktor resiko dalam 2 tahun meskipun hasil pemeriksaannya dalam batas normal.

Dalam pseudohipertension peningkatan tekanan darah disebabkan kesalahan pengukuran.
Dalam isolated systolic hipertension terutama terjadi pada orang tua dengan elastisitas yang tidak normal. Penyebab hipertensi sekunder.
-          Ginjal
-          Renovascular
-          Adrenal
-          Aorta
-          Neoplasma
-          Kelainan endokrein
-          Saraf
-          Toksemia pada kehamilan
-          Obat-obatan
Kerusakan target organ yang progresif. Jika ada gejala kardiovascular atau gejala TIA yang memberi pertimbangan obat apa yang diberikan. Untuk organ-organ seperti retina mata yang perlu dikonsuiltasikan pada ahli mata.

Usia lebih dari 55 tahun sebaiknya diet rendah garam. Golongan CCB atau thiazid untuk hipertensi usia lanjut harus dipertimbangkan yang terjadi karena faktor umur yang terjadi. Indikasi khusus untuk misalnya penyakit lain jika target belum terpenuhi. Pilihan obat pada kondisi khusus memulai dengan obat-obatan awal.
Kunsantri Nurrobbbi, MD
Dapat direvisi kemudian

0 Komentar Anda: